Dari kebanyakan orang bekeja keras mencari harta demi menjadi kaya raya. Namun berbeda dengan miliyarder yang satu ini. Sulaiman Al Rajhi justru mengumpulkan harta untuk menjalani hidup miskin. Aneh bukan ? Simak kisah inspiratif orang yang rajin bersedekah berikut ini.
Sulaiman Al Rajhi memilih mendonasikan seluruh hartanya termasuk uang tunia, saham dan propertinya. Meski demikian, dia merasa bahwa kekayaan yang dimilikkinya tidaklah penting. Padahal, dia pernah jatuh miskin dua kali dalam hidupnya. Dan saat ini, dia telah memiliki semua yang diinginkannya, namun dia melepas hartanya begitu saja.
Dirinya mengakui bahwa kemiskinannya kali ini berbeda dengan yang sebelumnya. Kali ini ia hidup miskin namun diselimuti rasa tenang, bahagia dan damai. Dan pria yang hanya lulusan SD tersebut menganggap bahwa kekayaan yang dimilikinya hanya titipan Tuhan semata.
Pria bernama lengkap Sulaiman Abdul Aziz Al Rajhi ini lahir di Jeddah, pada 1920. Dia tidak terlahir dari keluarga yang kaya raya sehingga membuatnya hanya mampu duduk di bangku sekolah dasar.
Karena kondisi yang penuh kemiskinan akhirnya membuat dirinya bersama dua saudara laki-lakinya berjuang sekuat tenaga mengais pundi-pundi uang. Sampai akhirnya dia dan bersama kedua adiknya mampu mendirikan Al Rajhi bank yang merupakan bank syari’ah terbesar di dunia.
Dari industri perbankan dan sejumlah perusahaan yang didirikannya, Al Rajhi juga aktif berinvestasi di bursa saham Arab Saudi. Berkat kerja kerasnya bergelut dalam bidang bisnis dan keuangan, perbankan di wilayah Eropa dan Amerika ikut bekerja sama di bidang perbankan syariah dan terus berhasil menambah jumlah kekayaannya.
Sulaiman Al Rajhi merupakan crazy rich yang terkenal pemurah dan sangat memegang teguh ajaran-ajaran Islam. Kemurahan hatinya membuat miliarder yang satu ini tampak sangat dermawan.
Istimewanya, disaat para konglomerat lain berlomba-lomba menumpuk kekayaan, pria berusia 93 tahun ini justru melimpahkan seluruh harta kekayaan yang dia miliki pada anak-anaknya. Hingga saat ini, Al Rajhi tidak memiliki uang tunai, properti atau saham-saham yang biasa menghiasi kehidupannya.
Harta yang dia sisakan hanyalah pakaian yang sehari-hari dikenakannya. Semasa hidupnya dia pernah dua kali jatuh miskin tanpa uang sedikitpun. Kondisi itu membuatnya sangat paham mengenai hal sekecil apapun tentang uang.
Berbanding terbalik dengan dahulu, kemiskinan yang saat ini dialaminya justru disertai ketenangan, ketentraman dan damai. Ia memutuskan untuk menjalani hidup miskin kembali dengan murni keinginannya sendiri.
Satu alasan yang membuat Al Rajhi memutuskan untuk hidup miskin, sesuai dengan keyakinan yang dianutnya, seluruh kekayaan yang ia miliki hanya milik Allah semata. Bagi Al Rajhi, manusia hanya diberi titipan yang perlu dijaga dan tidak pantas merasa memilikinya.
Sementara alasan membagi hartanya kepada anak-anaknya dan menyedekahkan sebagian hartanya kepada sesama guna meningkatkan rasa persaudaraan. Dia juga aktif membagi setiap uang yang mengalir ke kantongnya untuk masyarakat yang lebih membutuhkan. Menurut dia, keharmonisan keluarganya jauh lebih penting dibandingkan harta dan kekayaan.
Selain itu, dia juga tak mau menghabiskan masa tuanya hanya untuk mencari uang. Dia ingin menikmati masa tuanya dengan sangat beharga dan untuk hal-hal yang berguna. Yang berbeda Al Rajhi dengan miliarder lainnya, miliarder yang satu ini bekerja sekuat tenaga untuk keluar dari kemiskinan dan setelah kaya raya justru memilih menyumbangkan semua hartanya dan kembali hidup tanpa uang.